Kamis, 31 Januari 2013

Mari Torang Belajar Menuju Masyarakat Ilmiah


Membangun sebuah masyarakat apalagi disebut masyarakat maju, maka pembangunan masyarakat ilmiah merupakan suatu cita-cita mulia yang harus dikerjakan. Untuk membangun masyarakat Raja Ampat yang maju, sejak terbentuk kabupatennya tahun 2003, Marinda telah meletakkan sebuah dasar membangun SDM Raja Ampat dalam sebuah gerakan belajar masyarakat yang disebut Ko Farkor.
Gerakan belajar Ko Farkor sendiri merupakan hasil dari Seminar Pendidikan dan Perikanan Kelautan yang diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten Raja Ampat pada tahun 2006 di aula gedung DPRD kabupaten Raja Ampat di Waisai dengan menghadirkan pembicara DR. Corneles Lay dari Universitas Gajah Mada Jogjakarta yang membawakan materi Politik Pendidikan Bagi Kabupaten Raja Ampat.
Ko Farkor diadopsi dari bahasa Byak Raja Ampat yang artinya mari torang belajar. Belajar disini diartikan luas, belajar pada lembaga formal baik dari SD hingga perguruan tinggi , masyarakat belajar secara informal dari sisi adat, lingkungan, sumber daya alam dan lain sebagainya, terutama bagaimana masyarakat sadar akan pentingnya pendidikan bagi kemajuan diri sendiri dan bagaimana mendorong tumbuhnya kegiatan belajar formal di masing-masing kampung dan distrik.
Dalam beberapa arahan dan sambutan-sambutan yang dibacakan oleh Bupati Drs.Marcus Wanma M.Si, sebelum seminar dilaksanakan maupun pada event-event pendidikan yang lain, peristiwa Hirosima dan Nagasaki selalu menjadi sebuah pembelajaran yang baik yang dapat memotivasi kita semua untuk melihat betapa pentingnya pendidikan.
Kaisar Jepang yang tatkala itu melihat kenyataan bahwa ketika Jepang kalah perang dari Sekutu Amerika, menyadari bahwa kekalahan dan kehancuran Jepang terjadi dimana-mana, banyak pasukan yang meninggal apalagi jatuhnya bom Atom telah memporak-porandakan semua sendi kehidupan masyarakat Jepang dan, untuk kembali membangun kejatuhan Jepang, pendidikanlah yang menjadi kunci utama bagaimana Jepang bisa hebat seperti sekarang ini.
Kata-kata Kaisar Jepang yang selalu dikutip oleh Marinda adalah “ hitunglah berapa guru yang masih tersisa”, bersama mereka kita akan bangun kembali negeri ini “. Kaisar tidak menanyakan berapa sisa prajurit yang masih hidup, tetapi yang ditanyakan adalah sisa berapa guru yang masih hidup. Kaisar menyadari bahwa untuk bangun kembali Jepang, hanyalah melalui pendidikan, untuk itu, guru menjadi penting menurut Kaisar.
Selain guru yang harus diberdayakan untuk membangun pendidikan, folosofi Long Life Education atau belajar sampai tua tanpa mengenal batas usia juga merupakan kalimat yang selalu memotivasi Marinda untuk menggerakan pendidikan di kabupaten ratusan pulau ini.

Dengan semangat belajar Ko Farkor, dapat kita lihat bagaimana Marinda membangun pendidikan di Raja Ampat terutama pendidikan formal yang dapat kita jadikan ukuran keberhasilan Marinda selama dua decade kepemimpinan.
Sekolah Dasar yang sejak terbentuknya kabupaten Raja Ampat berjumlah delapan puluh ( 80 ) sekolah, kini telah berkembang menjadi 106 sekolah. SMP yang di awal tahun berjumlah Sembilan ( 9 ) sekolah, kini telah menjadi 33 sekolah. Demikian juga dengan SMU dan SMK, SMU yang awalnya hanya satu (1), sekarang menjadi 16. SMK yang awal tahun 2007 berjumlah 1, kini sudah bertambah menjadi dua. Sekolah-sekolah ini terdiri dari Negeri dan Swasta.
Disamping tumbuhnya sekolah-sekolah di wilayah kampung dan distrik, Marinda juga menggagas berdirinya Universitas Raja Ampat Raya di ibukota kabupaten Waisai, yang bekerja sama dengan Universitas Sam Ratulangi Manado sebagai Universitas Pendamping.
Dengan bertambahnya sekolah, kebutuhan guru pun makin dibutuhkan maupun ditingkatkan kemampuannya. Workshop pelatihan KTSP pun dilaksanakan di SD Negeri I Waisai menjawab salah satu hasil seminar pendidikan. Pada Workshop ini, seluruh guru Raja Ampat berikrar untuk memajukan pendidikan di Raja Ampat untuk mendukung visi Raja Ampat Madani. Pendidikan dan pelatihan guru hingga meningkatkan kapasitas guru melalui jenjang pendidikan S1 pun dilaksanakan , belum lagi kebijakan-kebijakan lain untuk mensejahterakan guru.
Beasiswa diberikan kepada mahasiswa S1 dalam bentuk Bantuan Studi Akhir, membuka jalur Program Pasca Sarjana sejak tahun 2007 hingga sekarang, mengirim aparatur untuk melanjutkan jenjang studi S3. Mengirim mahasiswa untuk belajar khusus Perawat dan Penerbangan di Curug Tanggerang Jawa Barat.
Dengan membelajarkan guru dan masyarakat Raja Ampat, baik di birokrasi maupun lembaga swadaya masyarakat, Marinda telah mempersiapkan sumber daya manusia Raja Ampat yang handal untuk mengisi pembangunan di segala bidang. Jika semua terlaksana, betapa hebat dan majunya negeri para raja ini. SDM Raja Ampat berijasah S1 sudah tak terhitung banyaknya, Puluhan magister Raja Ampat pada berbagai level bidang konsentrasi telah siap memimpin SKPD-SKPD, Jenjang doctoral yang siap mengisi ruang-ruang kajian ilmiah sedang diupayakan hingga membuahkan hasil.
Patut kita syukuri dan renungkan dengan baik, visi yang sedang di emban oleh Marinda dalam menempatkan kitorang pada jalur manusia berperadaban tinggi melalui dunia pendidikan. Marinda telah menanamkan sebuah fondasi masyarakat Raja Ampat yang maju dan beradab melalui pembangunan masyakat Raja Ampat yang ilmiah sebagai syarat utama masyakat maju.

Marinda Sulap Dusun Menuju Kota Madya Waisai

-->
Bupati Raja Ampat,     Drs. Marcus Wanma, M.Si

Ditangan Marinda, Waisai di tahun 2003 yang hanyalah jalan setapak penuh lumpur, di tahun 2005 telah berubah menjadi jalan-jalan utama beraspal beton, menjadi kota yang mentereng dengan gedung-gedung megah disana-sini. Waisai yang dulunya hanyalah sebuah kampung kecil berjumlah belasan rumah, kini di tahun 2012 telah menjadi kota dengan pemerintahan distrik. Ditangan Marinda juga, distrik kota akan menjadi Kota Madya karena telah masuk dalam rencana pembangunan Propinsi Raja Ampat Raya.
Terobosan Marinda dalam membangun kota Waisai sebagai ibukota kabupaten Raja Ampat, patut di acungi jempol, bagaikan sulap, kampung kecil yang bernama Waisai ini kini telah menjadi kota yang telah siap menyelenggarakan event-event internasional. Banyak kegiatan-kegiatan berskala nasional dan international telah dilaksanakan kota berpenduduk rata-rata pegawai negeri sipil kabupaten Raja Ampat ini.
Berdiri gedung-gedung megah di kota Waisai, katakanlah Kantor bupati, Mesjid Agung Waisai, Bangunan Gereja, Gedung Pari, Pantai WTC, Port Of Waisai, Bandara Marinda, Objek wisata Waiwo, berdirinya cottage dan hotel-hotel, gedung perkantoran, Bank Papua dan BRI, sekolah-sekolah dari SD-SMU, Pasar Waisai, Gedung Wanita, PLTD yang mensuplai energy listrik, dan masih banyak lagi yang tidak disebutkan tapi dapat kita lihat dan rasakan.
Ketika membuka kampung Waisai 09 Juni 2003, mulai dari sejak penjemputan care taker bupati Drs. Marcus Wanma M.Si dari rakit hingga tiba di pantai WTC, dilanjutkan menggunakan jalan setapak hingga SD Negeri I Waisai, terus sampai ke kantor Distrik Waigeo Selatan yang digunakan sebagai kantor Bupati ( Sekarang kantor DPRD kabupaten Raja Ampat, Red ), Keadaan waktu itu Waisai masih dipenuhi Dusun belukar. Rumah hanya belasan rumah hasil karya ABRI masuk desa dan pembangunan beberapa unit rumah social. Kantor Distrik Waigeo Selatan merupakan batas kota terjauh waktu tahun 2003.
Tiba di kantor Distrik dan memulai upacara membuka selubung papan nama kantor kabupaten Raja Ampat yang dimulai dengan sambutan bupati Sorong, DR. John Piet Wanane SH.Msi, sambutan Gubernur Papua, DR. Jaap P.Sollosa M.Si dan pemotongan pita Nylon oleh bapa adat Jabir Mambraku menggunakan kampak diatas sebuah kayu bulat, semua memberikan pesan bahwa Waisai adalah Dusun yang akan berubah menjadi kota yang megah.
J.P.Wanane dalam sambutannya memberikan selamat kepada pemerintahan baru kabupaten Raja Ampat sebagai hasil karya pemerintah induk kabupaten Sorong. Wanane juga menyerahkan aset dan pegawai beserta gajinya ,untuk mengisi jabatan-jabatan di pemerintah kabupaten Raja Ampat.
J.P.Sollosa dalam sambutannya melihat suatu kemajuan akan dicapai oleh pemerintah kabupaten Raja Ampat, beliau mengatakan sebuah kemajuan akan dicapai karena melihat Waisai belum terbentuk sama sekali, Waisai masih dikelilingi Dusun belantara sehingga belum ada sentuhan pembangunan apapun, dan hal ini memberi peluang kepada Caretaker bupati untuk merancang pembangunan dari nol. Gubernur asal Maybrat ini juga berpesan agar Waisai dibangun dengan tidak mengabaikan aspek lingkungan hidup terutama kelestarian Dusun Waisai dengan mengacu pada pembangunan Kota Kuala Kencana Timika.
Menggunakan truk yang disiapkan pengembang, gubernur, bupati, care taker dan panitia berangkat menuju lokasi peletakan batu pertama pembangunan kantor bupati kabupaten Raja Ampat sekarang. Melalui Dusun menyebrangi kali Waisai yang hanyalah menggunakan jembatan dari kayu bulat, pembangunan kantor bupati Raja Ampat telah dimulai dan dinyatakan resmi oleh Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kementrian Dalam Negeri Drs. H.Syamsul Arief Rivai M.Si , mewakili Menteri Dalam Negeri 12 Mei 2007.
Dirjen menyampaikan bahwa Kantor bupati Raja Ampat dinyatakan kantor bupati yang ramping dan sangat berkualitas karena tidak memboroskan uang melalui perampingan gedung, dikelilingi oleh alam yang indah dan lestari, membuat kantor ini merupakan contoh kantor bupati idaman yang sedang dipikirkan oleh Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia.
Bapa Adat Jabir Mambraku yang memotong pita nylon menggunakan kampak diatas kayu merah bulat memberikan pesan bahwa untuk membuka Dusun tidak bisa menggunakan gunting, hanya dengan kampak Dusun bisa ditebang untuk membangun kota. Kayu bulat yang digunakan melambangkan Dusun itu sendiri. Sementara nylon yang digunakan mencirikan bahwa masyarakat Raja Ampat adalah masyarakat pelaut dan nelayan.
Pesan yang disampaikan bupati, gubernur dan masyarakat adat, dilaksanakan dengan ketulusan hati, oleh Care Taker Bupati Drs. Marcus Wanma hingga berpasangan dengan Drs.Inda Arfan M.Ec.Dev. Dusun Waisai disulap menjadi kota dengan tetap memegang teguh pada kelestarian Dusun dan kita bisa saksikan dan menikmati kota Waisai yang asri.
Membangun kota Waisai menjadi kota idaman akan terus dilakukan oleh Marinda Jilid II. Dalam perencanaan pemekaran kabupaten Raja Ampat menuju Propinsi Raja Ampat Raya, kota Waisai masuk menjadi sebuah kota madya ( Kota ) untuk melengkapi criteria sebuah propinsi. Waisai bersama Raja Ampat Utara, Raja Ampat Selatan, Raja Ampat Tengah dan Barat berdiri menjadi sebuah Propinsi / Daerah Istimewa Raja Ampat Raya.
Sebuah fondasi pembangunan pemerintahan telah diletakkan oleh Marinda. Waisai yang dulunya adalah sebuah kampung dan kebun mayoritas penduduk Saonek, kini telah berubah menjadi distrik dan akan menjadi sebuah Kota tidak lama lagi. Waisai yang dulunya Dusun kini telah diubah menjadi sebuah kota idaman.(Farek News)



MARINDA DI MATA MEREKA

Drs. Yan Mambrasar
Marinda Cemerlang dan Cepat Membaca Kepentingan Rakyat
Mengusung dan mendukung pasangan Marinda sejak awal pembentukan kabupaten Raja Ampat hingga sekarang, membuat Drs.Yance Mambrasar sangat mengenal baik kepribadian Bupati Drs.Marcus Wanma M.Si dan Drs.Inda Arfan M.Ec.Dev ( Marinda ).
Dimata Pribadi Kepala Dinas Pendpatan Daerah kabupaten Raja Ampat Yan Mambrasar, Marinda bagi dirinya adalah seorang kakak. Dikatakan Yan, Marinda dihatinya sebagai seorang kakak dibandingkan orang tua karena, orang tua sifatnya lebih banyak menasihati saja, tetapi sebagai kakak, mereka dua memberikan nasihat tetapi juga memberikan petunjuk-petunjuk teknis, bahkan memberikan teguran keras. Juga dalam kesempatan bertemu sebagai atasan dan bawahan, Marinda tidak menunjukkan sikap menggurui atau otoriter, mereka lebih kepada membangun komunikasi diskusi secara kekeluargaan seperti kakak beradik saja.
Berbicara tentang Marinda, tidak diperlukan banyak penjelasan namun bisa dilihat secara nyata dari infrastruktur hingga pembangunan Sumber Daya Manusia di kabupaten Raja Ampat ini. Jadi, hanya dengan melayangkan mata, kita sudah mengetahui jawabannya bahwa Marinda memimpin telah terjadi kemajuan di segala bidang di kabupaten Raja Ampat.
Marinda merupakan pasangan Bupati dan Wakil Bupati Raja Ampat yang merupakan putra asli Raja Ampat dari Waigeo Utara dan Salawati Batanta. Beliau berdua telah meletakkan dasar pembangunan kabupaten Raja Ampat dengan membangun secara merata dan seimbang dalam segala bidang.
Pembangunan fisik dan non fisik, pembangunan SDM baik pada tataran birokrasi maupun masyarakat dibangun secara merata dengan mengedepankan prinsip keadilan dan pemerataan sehingga terjadi keseimbangan. Tapi Sayangnya banyak kebijakan Marinda yang tidak mampu dijabarkan SKPD sampai tahun kedelapan Marinda Jilid 2.
Pembangunan sekolah dari tingkat SD hingga SMP banyak yang “ amburadul “ karena tidak ada murid dan guru. Pendidikan pola asrama di tiga titik tidak berjalan dengan baik karena SKPD teknis salah menjabarkan kebijakan. Seharusnya, sesuai dengan kondisi geografis kepulauan, system pendidikan harus mampu melokalisir jumlah murid dan sekolah.
Memiliki latar belakang pendidikan pamong praja di Institut Ilmu Pemerintahan Jakarta, Yan Mambrasar menilai dari sisi pemerintahan telah terjadi banyak kemajuan pesat yang dialami oleh Raja Ampat, Marinda telah menanamkan sebuah fondasi system pemerintahan yang baik. Mantan Asisten I Tata Praja ini sangat mendukung ide dari Marinda agar terbentuk suatu propinsi Raja Ampat Raya. Mulai dari pemekaran kampung, pemekaran distrik, hingga pemekaran kabupaten menuju Propinsi Raja Ampat Raya.
Namun sayangnya, wilayah-wilayah pemerintahan terkecil tidak diperhatikan oleh instansi teknis dengan baik. Banyak distrik tapi tidak didukung oleh rumah dinas kepala distrik dan pegawai, disamping itu juga minim pegawai sehingga pelayanan kepada masyarakat tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Menurut suami dari ibu E.Wamafma ini, Marinda memberikan kesan yang mendalam bagi dirinya. Marinda merupakan pemimpin yang cemerlang dan Cepat membaca pikiran dan keinginan masyarakat. Karena cemerlang, maka hampir sebagian besar keinginan rakyat langsung di jawab oleh Marinda dan hal ini membuat sebagian kecil kalangan yang tidak mengerti menggangap bahwa Marinda melakukan kesalahan.
Pandangan sebagian kecil orang tidak memahami bahwa Marinda melakukan terobosan-terobosan dengan membuat kebijakan yang kadang bertentangan dengan peraturan yang berlaku, semua itu dilakukan oleh Marinda hanya untuk menjawab kepentingan masyarakat secara cepat, karena mereka pemimpin yang cepat membaca keinginan dan kepentingan masyarakat. Jelas Yan.
Ketika ditanya tentang perannya selaku Kepala Dinas Pendapatan Daerah dalam mendukung Marinda, Pria asal Arborek ini menjawab bahwa sesuai tupoksi tugas dinasnya mencari uang agar ide-ide dan program Cemerlang dari Marinda dapat terlaksana dengan baik dan target tiap tahun selalu tercapai.
Memimpin Dispenda sejak tahun 2009, banyak perubahan yang dilakukan olehnya dengan memfokuskan pada tiga hal penting dan strategis yakni Melakukan Perhitungan, Melakukan Penagihan dan Penyetoran. Tiga hal ini yang membuat Dinasnya selalu memenuhi target yang ingin dicapai. Itulah wujud nyata dukungan seorang Drs.Yance Mambrasar kepada Marinda.
Walau sukses, tetap saja ada kendala yang mengakibatkan berkurangnya income yang diperoleh pemerintah daerah salah satunya adalah SKPD pemungut seperti Dinas Perhubungan tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. Sebelum adanya kapal penumpang cepat, pendapatan lebih besar, namun dengan masuknya kapal cepat pendapatan menjadi menurun. Berbeda dengan sebelumnya dimana kapal pemerintah masih beroperasi memberikan hasil yang baik, dengan tidak beroperasinya kapal cepat, semua kapal pemerintah tidak bergerak dan tidak ada pemasukan dari sector ini.
Diakhir bincang-bincang dengan Farek News di kediamannya, sebagai Putra Raja Ampat, Yan Mambrasar berkeinginan agar fondasi dan program-program yang diletakan dan dilaksanakan oleh Marinda dapat diteruskan oleh penerus Marinda. Dikatan Yan, Visi, Misi dan Program kerja Marinda sangat menyentuh rakyat antara lain ; Pendidikan, Kesehatan dan Pariwisata, untuk itu harus dilanjutkan pada tongkat estafet berikutnya.

Ahmad Loji S.Pd.I.
Pemuda Raja Ampat akan Mengawal Kepemimpinan Marinda
Secara objektif, kepemimpinan Marinda sejak Care Taker hingga definitive selama 2 periode Marinda, Jilid I dan II, telah terjadi perubahan yang sangat besar dalam tempo 9 tahun. sebuah kurun waktu singkat bagi bupati dan wakil bupati yang membangun pemerintahan dari nol. Secara spesifik dapat kita lihat Marinda yang memulai roda pemerintahan dari jalan setapak yang becek sekarang telah beraspal dan banyak bangunan megah disana sini merata di seluruh pelosok.
Jika ada penilaian bahwa Marinda masih terdapat kekurangan, itu hal yang manusiawi karena sudah kodratnya manusia adalah makluk hidup yang penuh dengan kekurangan dan kelemahan, justru dengan kekurangan dan kelemahan, manusia itu saling membutuhkan , saling bahu membahu untuk memperbaharui hidup. Jika tidak ada kekurangan maka manusia tidak mungkin tahu apa yang baik dan benar bagi dirinya.
Apresiasi yang sangat besar diberikan kepada kepemimpinan Marinda atas agenda pemekaran RAU dan RAS menuju Raja Ampat Raya. Ahmad berharap agar konsep pemekaran tersebut mendapat dukungan dari seluruh lapisan masyarakat Raja Ampat agar kedepan Propinsi Kepulauan Raja Ampat dapat terwujud.
Secara pribadi dan sebagai tokoh pemuda yang mengawal Marinda sejak persiapan pembentukan kabupaten Raja Ampat, Mat berpesan agar Marinda dapat mempersiapkan generasi penerus putra asli Raja Ampat yang mampu dan cakap untuk melanjutkan pembangunan yang belum selesai dilakukan oleh Marinda. Terutama membangun dengan memperhatikan Raja Ampat sebagai kabupaten Bahari. Marinda telah meletakan dasar pembangunan baik dari sisi eksekutif, legislative, Yudikatif, Private Sector, Politik, Ekonomi dan Sosial Budaya.
Menurut sarjana pendidikan agama Islam ini, masa waktu kepemimpinan Marinda hanya tersisa 2 tahun, untuk itu perlu tindakan safety diri secara pribadi dan kelembagaan. Pemetaan siapa kawan dan siapa lawan diakhir periode ini menjadi sangat penting. Karena biasanya di akhir masa kepemimpinan seperti saat ini, aka nada banyak cerita yang mewarnai kepemimpinan Marinda. Banyak pihak yang akan membawa cerita manis namun berujung pahit, katanya berfilosofi.
Untuk itu ,Sebagai tokoh pemuda dan politisi muda, Ahmad Loji juga mengharapkan agar Marinda dapat mengumpulkan kembali dan mempersatukan teman-teman baik pemuda dan orang tua yang dulu bersama-sama sejak awal agar silaturahmi dapat tetap terpelihara, sehingga mereka dapat mengawal Marinda hingga akhir periode dan mempersiapkan masa transisi dengan baik.

Herman Frans Soor S.Pd, M.Ec.Dev
Marinda Membangun Masyarakat Raja Ampat Menjadi Masyarakat Ilmiah
Terkait Kepemimpinan Marinda dalam dunia pendidikan, menurut Kabid.Pendidikan Menengah di Dinas Pendidikan Kabupaten Raja Ampat ini, Marinda memiliki tanggung jawab 150 persen. Dikatakan Herman, Marinda sangat bertanggung jawab terhadap dunia pendidikan di Raja Ampat, jika ada usulan tentang pendidikan, tanpa banyak bicara, keduanya langsung menyetujui, itulah kenapa saya berani katakan bahwa Marinda mempunyai tanggung jawab pendidikan 150 persen, melampaui batas kewajaran.
Yang dipahami dari Herman, Marinda memiliki paradigma bepikir yang sangat maju sekali. Marinda selalu mengusung filosofi “ Education is Expensive” dan “ Long Life Education”. Pendidikan itu mahal dan berbicara pendidikan, tidak mengenal batas usia, belajar sampai tua “. Itulah ciri-ciri pemimpin dan masyarakat maju. Bisa terlihat bahwa, dengan Marinda mengedepankan pendidikan, maka hanya dalam waktu singkat, Raja Ampat maju sangat pesat sekali dalam segala bidang.
Ciri-ciri masyarakat maju adalah masyarakat berperadaban yang mengusung thema Masyarakat Ilmiah. Kepemimpinan Marinda telah terbukti membawa masyarakat Raja Ampat menuju Masyarakat Ilmiah, untuk itu pendidikan menjadi salah satu sector pendukung unggulan. Dan hasilnya sangat spektakuler.
Dalam beberapa kesempatan, terutama di hari guru, ketika berbicara pendidikan, secara khusus guru, Marinda selalu berbicara pendidikan merupakan hal yang mutlak penting, kadang-kadang ketika menyinggung hal ini, selalu disertai dengan air mata.
Herman menuturkan, mungkin karena pengalaman masa kecil dari kedua pemimpin, terutama bapak Bupati Drs.Marcus Wanma M.Si, berasal dari kampung dan gigih mengejar pendidikan dari kampung ke Sorong terus ke Manokwari, Jayapura, Ujung Pandang, hingga memperoleh gelar Magister di Universitas Gajah Mada, dan kandidat Doktor di Unversitas Pajajaran Bandung. Dengan latar belakang seperti itu, membuat bapa Bupati melihat Pendidikan itu sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa atau masyarakat.
Jika bapak Bupati tidak bersekolah maka mungkin saat ini hanya menjadi nelayan, dan tidak dipercayakan menjadi bupati selama 3 periode ( Care Taker, Marinda Jilid I dan II ). Jelas Herman menggunakan gaya bahasa pengandaian.

Ketika disinggung tentang figure Marinda, Herman menjelaskan panjang lebar. Menurutnya, secara structural organisasi pemerintahan, hubungan yang terbangun adalah hubungan atasan dan bawahan namun tidak kaku, faktanya, ketika menghadap, yang terjadi adalah hubungan orang tua dan anak, tidak muncul sedikitpun kesan sebagai pemimpin yang “otoriter”, justru lebih banyak diskusi yang terbangun.
Bahkan ketika menyampaikan sesuatu hal, Marinda selalu mendengarkan dengan seksama, bukan karena mereka Bupati dan Wakil Bupati terus dengan kekuasaannya menggurui bawahannya. Marinda adalah “Pendengar Yang Baik “. Semua pendapat bawahan yang disampaikan di dengar hingga tuntas baru kemudian memberikan arahan. Disinilah letak keunggulan kepemimpinan Marinda.
Sambil merenung, Herman mengatakan, mungkin karena berasal dari masyarakat biasa dan terbawa hingga sekarang menjabat sebagai Bupati dan Wakil Bupati, maka jabatan ini tidak dilihat sebagai sesuatu yang hebat. Tipikal kepemimpinan Marinda dinilai sebagai pemimpin yang merakyat, mereka bertegur sapa dengan siapa saja tanpa mengenal batas usia dan status social.
Pemimpin yang merakyat membuat Marinda memulai pembangunannya dari awal membangun kampung-kampung baru kemudian membangun kota Waisai. Pemimpin yang merakyat sehingga setiap tahunnya ditambahkan anggaran untuk membangun kampung melalui program respek sebesar 250 juta per kampung.
Dari sisi pembangunan pendidikan, Marinda telah membangun Sumber Daya Manusia dengan membangun dan merenovasi sekolah-sekolah dari SD sampai Perguruan Tinggi. Memberikan bantuan studi akhir kepada seluruh mahasiswa Raja Ampat se Indonesia, meningkatkan kapasitas aparatur maupun pemuda melalui jenjang pendidikan Magistra dan Doctoral, mendirikan asrama-asrama mahasiswa Raja Ampat di Sorong, Jayapura, Makasar, Tondano dan rencana akan dibangun di Jogjakarta, Jelas Herman mengakhiri obrolan dengan FAReK News di ruang kerjanya.
Benny Fakdawer ( Driver Boat )
Marinda Penuhi Angan-Angan Saya Bisa Naik Pesawat
Benny Fakdawer atau akrab disapa Om Ben, sehari-hari bekerja sebagai Driver Boat Kobe Oser. Om Ben menceritakan suka dukanya mendampingi Marinda sejak berdirinya kabupaten hingga sekarang.
Menurut om Ben, sebelum bekerja sebagai honorer saat ini, dulu dia bekerja sebagai driver boat Sorong Jefman, setiap hari mengantar tamu dari Jefman Sorong PP membuat dirinya selalu berangan-angan, setiap hari saya antar jemput orang naik pesawat, kapan saya juga akan naik pesawat. Menurutnya, tidak mungkin karena hanya menjadi driver boat mana mungkin uangnya cukup naik pesawat dengan harga tiket yang mahal sekali, belum lagi membiayai rumah tangga dan anak-anak sekolah.
Angan-angan hanya menjadi harapan semu, apalagi dengan dibukanya bandara DEO maka seluruh aktifitas ekonomi juga macet. Mana mungkin bisa naik pesawat.
Namun ketika bandara DEO ditutup, peluang kerja di Raja Ampat terbuka luas, saya dan teman-teman driver dipanggil oleh Marinda untuk mengabdi di Raja Ampat. Mengenal dan mengabdi untuk Marinda, membuat angan-angan saya terpenuhi. Saya bisa naik pesawat bahkan sampe bale sa tako, tutur Om Ben. Bagaimana tidak, hampir dalam sebulan saya bisa naik pesawat sampai sepuluh kali. Disinilah saya menilai Marinda ini sangat luar biasa, belum lagi hal lain yang telah dipenuhi oleh Marinda. Mulai dari kebutuhan rumah, anak-anak bisa sekolah sampai bangku perguruan tinggi. Marinda sangat luar biasa dan jika diceritakan, tidak akan ada habis-habisnya.
Om Ben menuturkan, Marinda memiliki hati yang mulia untuk membangun Raja Ampat, membangun dengan ketulusan hati, membuat kami para driver juga juga bekerja dan mengabdi mengantarkan dan melayani mereka baik sendiri maupun dengan keluarga dengan keiklasan hati yang jujur dan setia melayani baik pada siang dan malam hari, mau angin atau teduh, hujan atau panas.
Satu hal yang tidak pernah dilupakan oleh saya, boat yang kami tumpangi tenggelam bersama-sama dengan pa Bupati dan Ibu di perairan antara Ayau dan Puper, kami semua begitu tergugah ketika melihat speed dalam keadaan tenggelam, Kami berusaha dengan sekuat tenaga menolong bapak bupati, bahkan kami sampai lupa kala itu mama bupati juga ada bersama kami di dalam boat yang tenggelam.
Untung mama mengingatkan torang, baru tong sadar bahwa mama bupati juga harus ditolong, apalagi perempuan harus diberikan pertolongan pertama. tapi itulah kami pada saat itu, begitu besar rasa tanggung jawab dan bekerja dengan ketulusan hati sehingga pada saat seperti itu, pikiran dan tindakan hanya tertuju pada pimpinan kita. Pada kesempatan ini juga, kami mohon maaf untuk mama bupati Sokoy Wanma pada kejadian speed tenggelam waktu itu.
Ketika ditanya, waktu itu apakah bapak bupati panic ?? Om Ben mengisahkan bahwa Mansar tidak panic sama sekali, karena sebagai pemimpin beliau memberikan ketenangan untuk kita semua, juga kami yakin bahwa bapa bupati berpikir kami yang berada di dalam perahu pasti akan menyelamatkan beliau karena itu tadi, kami bekerja dengan tulus.
Dulu hanya driver biasa, kini kami telah diangkat menjadi honorer dan sebentar lagi akan mendapatkan SK CPNS dan pasti akan menjadi PNS. Disini kami sudah punya jaminan hari tua ketika pension nanti sebagai driver maupun pegawai negeri sipil. Untuk itu, tidak ada kata yang bisa menggambarkan ungkapan hati kepada Marinda. Yang ada hanya kata Terima Kasih Marinda.
Mewakili teman-teman sejawat driver boat, saya ingin sampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada Marinda karena telah membawa kami, memberi pekerjaan dan menjadi berkat untuk hidup kami sekeluarga. Hidup kami berubah sekali, kami sangat berbahagia sekali melayani Marinda.
Kami juga berpesan kepada teman-teman driver agar bekerja dengan baik melayani Marinda agar kedepan pembangunan Raja Ampat lebih maju lagi dan lebih baik lagi.
Kami juga berpesan, Kami berdoa Marinda tetap jaya dan kami siap layani Marinda kapanpun dengan semboyan atau motto bapak Bupati, Laut Adalah Kasurku, Ombak adalah Bantalku, yang ditambahkan oleh kami, Angin adalah selimutku.

Jabir Mambraku ( Bapa Adat Waisai )
90 % Masyarakat Raja Ampat Menikmati Pembangunan Marinda
Bicara Raja Ampat dan Waisai tentu tidak lepas dari tokoh adat bapa Jabir Mambraku. Perannya sebagai kepala adat sangat besar dalam membuka Waisai dan Selubung Papan Nama beroperasinya kantor bupati kabupaten Raja Ampat. Ditangannya, sebuah kampak tertancap diatas kayu bulat untuk memotong nelon papan selubung nama kantor bupati kabupaten Raja Ampat.
Menurut bapa adat, kepemimpinan Marinda sangat bagus sekali. apalagi pembangunan dilaksanakan di kampung-kampung . Kampung-kampung yang tadinya tidak layak kini telah mengalami banyak perubahan. Dari transportasi yang sulit, kini terjadi perubahan tiba-tiba. Masyarakat tinggal pilih kapal saja, mana yang dorang mau ikut. Pesawat yang tidak mungkin, sekarang su ada bandara.
Tentang pembangunan fisik, semua orang bisa lihat dengan mata. Dulu torang penggayu untuk sampai si Saporkren maupun Warsambim lewat jalan darat, sekarang semua orang di kampung punya katintin, kalao mo bilang 15 PK mungkin tidak semua tap katintin semua orang sudah punya.
Jadi menurut saya, 90 persen masyarakat Raja Ampat telah menikmati hasil pembangunan hasil karya putera terbaik Raja Ampat, Drs,Marcus Wanma M.Si dan Drs.Inda Arfan M.Ec.Dev.
Sebaliknya, kebijakan dan program Marinda bagus tapi bawahannya banyak yang tidak bagus dan bikin masyarakat tidak puas. Juga kenapa banyak orang kerja tidak bagus tapi Marinda masih mau pake dorang ?? Mereka ini yang akan membuat nama Marinda jadi kurang baik.
Selain kritikan terhadap kinerja SKPD yang merugikan Marinda, bapa adat juga menyentil Dinas Perikanan Raja Ampat, selama ini pembagian motor temple baik katintin sampe 40 pk kenapa kami di Waisai tidak pernah mendapat bantuan ?? padahal kami ini juga masyarakat laut atau masyarakat nelayan.
Walau memberikan masukan, sebaliknya bapa adat bilang bahwa “ Kitorang ini hanya bisa bicara saja, tapi Marinda lebih tahu mana yang baik dan tidak ”. Mungkin bagi torang, tidak baik, belum tentu menurut Marinda sama karena mereka yang lebih mengerti dibandingkan kita. kata Jabir merendah.
Bapa Adat juga berharap, semua yang dilakukan oleh Marinda sudah bagus untuk itu kelak jika masa waktu Marinda sudah habis, mudah-mudahan penggantinya mempunyai visi yang sama seperti Marinda membangun masyarakat Raja Ampat.
Mengakhiri obrolan dengan FAReK News, bapa adat juga berpesan kepada masyarakat Raja Ampat, kalau bisa, jangan ada demo-demo atau palang memalang, Waisai dan Raja Ampat ini, torang pu rumah sendiri, kalau bisa mari torang bicara sama-sama baru sampaikan kepada Marinda untuk mencari jalan keluar bersama-sama, karena jawabannya torang su tau semua.

Henry A.G. Wairara ( Ketua DPRD Kabupaten Raja Ampat )
Pemerintahan Marinda Adalah Pemerintah Pro Rakyat
Drs.Marcus Wanma M.Si dan Drs.Inda Arfan m.E.Dev atau dikenal dengan sebutan Marinda merupakan pasangan bupati dan wakil bupati yang menurut Ketua DPRD Kabupaten Raja Ampat Henry A.G.Wirara merupakan pemimpin yang seluruh kebijakannya berpihak pada rakyat .
Bersama-sama di dalam partai Golongan Karya sebelum dan sesudah menjadi pemimpin lembaga legislative kabupaten Raja Ampat, Henry sangat tahu benar apa yang ada di dalam hati kedua pemimpin tersebut. Kepentingan Rakyat selalu mereka letakkan diatas segalanya.
Marinda mengedepankan kepentingan rakyat secara jelas dapat kita lihat pada usulan-usulan RAPBD kabupaten Raja Ampat yang kemudian disahkan oleh DPRD Raja Ampat menjadi APBD. APBD inilah yang menjadi indikator apakah Marinda berpihak pada rakyat atau tidak, dan kenyataannya sejak tahun pertama memimpin hingga sekarang seluruh kebijakan Marinda yang tertuang dalam lembaran-lembaran negara berupa Perda selalu berpihak pada rakyat, Jelas Henry.
Didalam Rencana Pembangunan Jangka Pendek ( RPJM ) maupun Jangka Panjang ( RPJP ) kabupaten Raja Ampat dapat kita membaca bahwa semua rencana pembangunan ditujukan untuk mensejahterakan rakyat. Kebijakan yang selalu pro rakyat.
Selain kebijakan yang berpihak pada rakyat dapat dilihat pada APDB, laporan kunjungan masa reses DPRD yang dipergunakan oleh seluruh anggota DPRD Raja Ampat mengindikasikan bahwa kebijakan Marinda sangat menyentuh kebutuhan dasar masyarakat Raja Ampat, baik dari pembangunan rumah ibadah, sekolah-sekolah, beasiswa sekolah, penerimaan PNS, dan masih banyak lagi yang belum disebutkan.
Untuk itu, Henry secara pribadi mengajak seluruh pemuda dan masyarakat Raja Ampat untuk kita sama-sama mendukung kepemimpin Marinda, karena Marinda telah berbuat yang terbaik untuk kita semua. “ Kita wajib mengawal Marinda sampai selesai masa jabatan Marinda Jilid II. Harap Henry.(FarekNews)

Sabtu, 03 November 2012

FAREK BERSIHKAN PANTAI DAN SIAPKAN 50 TONG SAMPAH DI WTC


Pantai WTC merupakan Icon Pariwisata Kota Waisai namun pengelolaannya tidak terurus dengan baik karena tarik menarik antara Dinas PU dan Pariwisata tentang pengelolaannya. Akibat dari tarik menarik ini, Pantai WTC jadi tidak terurus dan sangat mengkuatirkan padahal pantai ini mendapat penghargaan sebagai pantai favorit yang paling banyak dikunjungi.


Akiba pantai tidak terurus, Forum Anak Raja Ampat Kreatif ( FAREK ) menggagas kebersihan pantai dengan melakukan aksi babat rumput dan menyediakan 50 tempat sampah di sepanjang pantai.
...

Aksi kebersihan pantai WTC yang digagas FAREK hanya menggunakan semangat rasa memiliki dan cinta Waisai. Mulai dari mesin babat, bahan bakar, makan dan minum serta tempat sampah seluruhnya merupakan swadaya anggota FAREK.

Kebersihan pantai WTC yang dilakukan FAREK berbuah manis, Festival Raja Ampat yang baru saja diselenggarakan sejak 18-21 Oktober 2012 sangat tertolong dengan adanya aksi FAREK ini. Lokasi Festival terlihat bersih dan menarik, Festival berjalan dengan baik walau terdapat banyak kekurangan disana sini dari sisi mnagementnya.

Bupati Raja Ampat, Drs.Marcus Wanma MSi sempat hadir di pantai menyaksikan kerja dari anak-anak FAREK. Sungguh suatu kejadian yang sangat langka. Seorang bupati bisa duduk bersama generasi muda Raja Ampat untuk memberikan dorongan moril tentang pembersihan pantai.

Pada pembukaan Festival Raja Ampat 2012, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencanangkan gerakan bersih pantai dan FAREK didaulat mewakili generasi muda Raja Ampat untuk menerima tanggung jawab mendorong gerakan bersih pantai dan laut Raja Ampat.

Informasi dari sumber terpercaya, ketika menyaksikan FAREK yang dengan penuh semangat dengan swadaya sendiri membersihkan pantai WTC, bupati Raja Ampat akan menyerahkan pantai WTC untuk dikelola oleh Forum Anak Raja Ampat Kreatif yang akan melibatkan seluruh generasi muda Raja Ampat.